Jumat, 07 Oktober 2016

A Sweet Dream.

            Siang itu disaat rasa suntuk mengganggu, smartphone berdering keras tepat di kepala. Gue yang sedang dalam posisi tidur pun terbangun sejenak. Segera gue buka menu handphone, teryata seorang teman lama menghubungi untuk mengajak gue ke sebuah acara pernikahan teman lama kami juga. Sejenak gue berpikir, malas benar badan ini untuk menggerakan badan hanya untuk bangun dari tempat tidur saja. Tapi ada dorongan entah darimana datangnya yang akhirnya membuat gue untuk mengiyakan ajakan teman gue itu. Jam 3 sore kami sepakat untuk bertemu, saat itu gue menjemput teman lama gue kerumah nya. Tanpa terlalu lama bertarung dengan panas nya jalanan sore itu, sekitar pukul 3.30 kami sudah tiba di acara pesta pernikahan teman lama kami. Sore itu, gue cenderung berpakaian ala kadarnya hanya bermodalkan atasan batik dengan bawahan skinny jeans gue rasa cukup untuk datang ke pesta pernikahan itu. Setelah memberikan ucapan selamat kepada dua  pasangan yang duduk di pelaminan, gue mengumpulkan angan-angan sejenak di tempat duduk yang disediakan di acara tersebut. Memang bisa dibilang saat itu gue masih merasa ngantuk berat, dan gue melihat disekeliling tampak riuh tamu yang datang memberikan ucapan selamat. Dan disaat angan-angan gue belum cukup penuh untuk berdiri, tiba-tiba seseorang menepuk bahu gue dan menjulurkan tangannya. Gue sontak terdiam, orang yang saat ini menyapa gue ternyata adalah wanita yang dulu gue impikan. Yak, wanita yang dulu pernah dan sangat ingin gue jadikan seorang kekasih. Flashback sedikit ke masa lalu disaat gue dan dia ada dalam posisi yang dekat dalam artian proses pendekatan, gue dan dia terpisah 2 kota yang bisa dibilang tidak terlalu jauh. Dia juga merupakan adik kelas gue disaat gue SMA. Terpisah 2 tahun dan 2 kota dan entah berapa lagi angka 2 kebetulan yang lainnya. saat itu sebenarnya gue benar-benar sangat ingin jadiin dia sebagai orang yang spesial, tapi cerita berkata lain. Pada prosesnya kami berdua semakin menjauh entah karena sesuatu yang kami pun berdua tidak mengetahui nya. Kembali ke acara pernikahan, saat itu dia menyapa gue dengan senyum manis yang khas dari wajahnya. Gue pun tanpa pikir panjang langsung membalas sapaan dia, dan kami pun terlibat obrolan yang cukup panjang setelah itu. Kami pun berdua seperti seorang 2 veteran perang yang sangat menikmati nostalgia masa lalu kami berdua. Tanpa gue sadari, sudah cukup lama kami berdua berbincang dan saat itu teman gue tadi mengajak untuk pulang.  Namun tanpa gue pikirkan sebelumnya, setelah gue baru saja berpamitan kepada wanita anggun ini, dia memegang lengan gue. Kejadian ini merupakan hal yang pertama buat gue, karena memang sebelumnya meskipun kami berdua pernah jalan bareng atau bertemu dia kagak pernah memegang gue.
            Belum habis rasa shock gue, dia langsung menanyakan apakah gue ada waktu luang esoknya. Dan gue entah kenapa saat itu langsung mengiyakan permintaan dia untuk mengajak gue jalan. Gue mengiyakan hal tersebut bukan karena pada saat itu gue masih menyimpan perasaan ke dia, namun gue masih sangat heran dengan kelakukan dia saat itu dan karena gue juga nggk terlalu pikir panjang maka dari itu gue meng iyakan saja apa permintaannya. Setelah pertemuan kami berdua di acara pesta pernikahan tersebut, gue masih terbawa rasa penasaran hingga ke rumah. Ada apa sebenarnya maksud dia mengajak gue untuk jalan keesokan harinya. Namun karena memang dasarnya gue pribadi yang cuek, i dont care about that. Malam hari nya dia mengirimkan pesan untuk menanyakan tempat yang akan kami kunjungi esok hari nya. Tanpa terlibat percakapan yang lama kami pun mengiyakan untuk bertemu di sebuah taman kota. Esok harinya, seperti biasa dengan modal kaos oblong dan skinny jeans, gue berangkat untuk bertemu dia. Saat itu dia terlihat sangat berbeda dari biasanya. Entah karena memang sekarang dia sudah bertambah dewasa atau hal yang lain, namun saat itu, baju warna merah dan skinny jeans nya benar benar membutakan mata seorang laki-laki. Rambut panjang nya yang terurai dan senyum awal yang selalu menyapa di setiap kesempatan seakan tidak pernah hilang dan sudah menjadi ciri khas dari nya. Dia memulai percakapan diantara kami berdua, sebuah hal yang bisa dikatakan jarang terjadi mengingat dia merupakan tipe seorang yang pemalu di masa lampau. Namun memang teori bahwa karakter seseorang wanita lebih cenderung berubah sangat cepat ketimbang pria tampaknya bukan isapan jempol belaka.  Kami pun berdua memutuskan untuk jalan jalan memutari taman pada sore hari itu. Di sela-sela menikmati taman tersebut dia mengajak gue untuk duduk sejenak. Dia terlihat sedikit lelah saat itu. Dan saat kami duduk bersama itulah terjadi sebuah kejadian yang mungkin akan sangat terngiang buat gue sampai detik ini. Dia mengatakan bahwa dia rindu dengan gue, dan memegang erat tangan kiri gue saat itu. Gue yang saat itu tidak terpikirkan apapun benar-benar sangat shock dengan perkataan dia. Gue balas perkataan dia dengan beberapa candaan dan nampak tidak terlihat kalau apa yang dia katakan tadi adalah sebuah intermezzo. Setelahnya, kami kembali  berbincang hingga akhirnya senja pun datang. Di saat gue ingin berpamitan dengan dia, lagi-lagi ada sesuatu yang ganjil yang keluar dari mulutnya. Dia ingin jalan-jalan keliling kota,namun dengan gue yang ada didepan untuk membawa kendaraan. Gue terdiam sejenak, gue berpikir sebenarnya apa yang ada dipikiran dia saat kami bertemu kembali pada acara pernikahan kemarin. Namun melihat gerak-gerik nya memang seakan tidak bisa menjawab itu semua. Pada akhirnya gue kembali mengiyakan apa yang dia inginkan tadi. Dan kembali seperti malam sebelumnya, pada malamnya dia kembali menanyakan jam dan dimana kami bertemu esoknya. Hari berikutnya gue menjemput dia dirumah nya. Meskipun dulu nya kami memang dekat, namun pertama kalinya gue menyambangi rumah dia. Pada saat itu lagi-lagi dia mencuri perhatian gue untuk kedua kali nya. Dia menggunakan kaos warna merah muda dipadu dengan jaket jeans. Namun kali ini dia benar-benar sangat elegan menurut pendapat gue. Well, tanpa pikir panjang pun gue bersama dia berjalan keluar seperti yang dia inginkan sebelumnya, yakni berjalan-jalan memutari kota. Sialnya saat ditengah jalan, hujan pun turun dengan sangat deras dan kami berdua memutuskan mencari tempat berteduh seadanya disekitar  jalan. Saat itu gue cenderung basah kuyup karena gue yang membawa sepeda motor di depan. Dan dia terlihat memperhatikan gue sambil menanyakan apakah gue baik baik saja. Setelah itu kami berbincang sembari menunggu hujan reda. Disaat hujan reda gue pun memutuskan untuk memulangkan dia karena saat itu cahaya malam mulai pekat mendatangi kami berdua.  Dan disaat gue akan menyalakan mesin motor gue, dia kembali mengatakan sesuatu yang terdengar cukup aneh di telinga gue. Dia mengatakan bahwa sudah lama tidak berjalan memutari kota dengan gue seperti tadi. Meskipun gue sempat sedikit berpikir sejenak, gue putuskan untuk membalas perkataannya dengan candaan khas gue, dan kamipun berpisah pada hari itu. Keesokan pagi nya disaat gue terbangun , gue mendapatkan 1 pesan dari dia.  Saat itu dia mengatakan ingin bertemu gue malam hari di sebuah kedai kopi . untuk ke 3 kali nya dia mengajak gue keluar  dalam 3 hari berturut-turut. Perasaan gue kali ini benar-benar campur aduk. Meskipun begitu, rasa penasaran gue sepertinya sudah pada puncaknya saat ini, mungkin ini waktu yang sangat pas untuk menanyakan kepada dia sebenarnya apa yang terjadi diantara kita berdua beberapa tahun lalu yang menyebabkan kami menjauh. Dan niat itu memang benar-benar semakin gue bulatkan saat itu. Rasa penasaran gue terhadap apa yang sebenarnya terjadi beberapa tahun lalu lebih membutakan pikiran gue daripada sikap dia 3 hari belakangan ini semenjak kami bertemu di pesta pernikahan temen gue. Malam hari nya, kami memutuskan untuk bertemu pada jama 7. Saat itu, seperti biasanya gue datang lebih lama dari jadwal yang sudah di rencanakan. Dan benar saja dia sudah menunggu di kedai kopi tersebut dengan senyuman terbaiknya. Malam itu jujur gue merasa sedikit canggung untuk bertemu dengan dia. Mungkin karena gue membawa rasa penasaran gue saat itu yang menyebabkan gue benar-benar tidak mampu memainkan candaan-candaan gue seperti biasanya. Saat itu, dia agak kesal karena gue terlambat. Dan disaat gue mencoba memainkan candaan gue, tiba-tiba dia memotong pembicaraan gue dan menanyakan tentang bagaimana kehidupan asmara gue selama beberapa tahun ini setelah kita ada dalam fase lost contact. Lagi-lagi wanita ini seakan-akan benar-benar mampu memainkan adrenaline gue. Sebelum gue ingin melakukan key asking ke dia, dia seakan mengetahui nya dan langsung menanyakan hal seperti itu. Gue pun menjawab seperti apa yang dia tanyakan. Memang setelah kita menjauh beberapa tahun lalu, gue sempat mencoba dekat dengan beberapa orang. Namun sepertinya nasib gue kurang beruntung dan seperti biasanya, berakhir dengan sad ending. Perlu kalian ketahui, wanita yang ada di depan gue saat itu, merupakan wanita yang bisa dikatakan sangat introvert dan berprinsip ketika akan memulai sebuah hubungan. Bahkan sepertinya sampai saat gue bertemu dengan dia pria yang bisa dikatakan sebagai pacar dia hanya terhitung 1 orang. Maka dari itu beberapa tahun yang lalu ketika gue dekat dengan dia, gue yakin bahwa dia wanita baik yang sangat harus gue perjuangkan. Kembali ke malam itu, setelah dia mendengar perkataan gue, dia tertawa sejenak dan berkata bahwa  gue ada pria yang baik. Kemudian dia menanyakan apakah sesuatu yang dia pernah berikan ke gue apakah masih ada atau tidak, dan gue menjawab barang yang dia tanyakan itu masih tersimpan rapi di kamar gue.  Jujur malam itu keringat mengucur deras dari dahi gue, tidak seperti biasanya gue sangat canggung menghadapi wanita seperti ini. mungkin ini saat yang tepat ketika gue menanyakan hal yang sejak tadi pagi sangat gue ingin tanyakan kepada dia. Setelah membulatkan tekat akhirnya gue memberanikan diri untuk menanyakan sebenarnya apa yang membuat dia menjauh dari gue beberapa tahun yang lalu. Tampak dia sangat tenang menanggapi pertanyaan gue,berbeda dengan gue yang gue akuin sangat terlihat tegang pada saat itu. Dan ketika dia mulai menjawab pertanyaan gue , suara nya semakin lama semakin lirih dan hilang. Saat itu pula terdengar adzan maghrib tepat di telinga gue. Sontak gue shock dan ternyata 3 hari itu hanyalah 3 jam alam bawah sadar gue. Gue bangun dari tempat tidur dengan perasaan campur aduk dan sembari memikirkan hal yang sangat aneh yang baru saja gue alami dalam mimpi gue tadi. Sejenak gue mengecek kontak dan sosial media dia apakah ada sesuatu yang terjadi , namun tampak sepertinya semua seakan baik baik saja. Gue bersyukur saat itu, mimpi gue hanyalah mimpi siang bolong. Namun disisi lain, mimpi gue tadi, seakan semakin membuat penasaran sebenarnya apa yang bisa membuat gue memimpikan hal yang menurut gue merupakan hal yang langka ketika gue memimpikan seseorang yang memiliki skenario cukup panjang dan seakan hal tersebut merupakan memori masa lalu yang menyebabkan gue tau sangat detail skenario pada mimpi gue. Setelah gue bangun dan membuka handphone gue, seperti petir yang tiba-tiba menyambar, gue sadar ternyata skenario mimpi-mimpi gue tadi merupakan hal-hal yang berhubungan dengan kejadian yang pernah gue alami bersama dia. Pada saat awal kita pertama kali bertemu kembali pada suatu pesta pernikahan temen gue, gue teringat pernah berkata kepada dia bahwa suatu hari gue berharap dia ada disamping gue ketika gue merayakan hari besar dalam hidup gue. Saat skenario mimpi gue jalan bersama dia di taman , gue juga teringat bahwa terakhir kali kita bertemu entah kapan itu, gue memang sempat berpikir untuk memegang lengan dia dan berkata gue rindu bertemu dengan nya. Kemudian di saat dia mengajak gue untuk berjalan memutari kota, gue teringat bahwa terakhir kali gue jalan bareng dia yang bisa dikatakan membutuhkan durasi yang lama adalah ketika gue dan dia berjalan-jalan memutari kota saat kala itu dia liburan di tempat gue kuliah. Bisa dikatakan saat memutari kota itu adalah saat terlama gue jalan dengan dia. Dan  terakhir saat kita bertemu di sebuah kedai kopi sebelum gue terbangun, gue juga tersadar bahwa terakhir kali gue bertemu dengan dia adalah saat dia dan gue berpapasan di sebuah kedai kopi di tempat yang sama. Kebetulan? Entahlah.  Yang jelas apa yang gue semua mimpikan hari itu biarlah menjadi memori dalam alam bawah sadar gue dan rasa penasaran gue akan dia masih tetap tersimpan rapi seperti bingkisan yang pernah dia berikan saat gue ulang tahun yang tergeletak di dalam kamar tidur gue.
Well, itu tadi cerita kagak penting gue pada kesempatan kali ini, jangan terlalu serius menanggapi apa yang sudah gue tulis, karena gue ngk pernah serius dengan apa yang gue tulis. Happy weekend guys, cheers !


Tidak ada komentar:

Posting Komentar