Siang itu disaat rasa suntuk
mengganggu, smartphone berdering keras tepat di kepala. Gue yang sedang dalam
posisi tidur pun terbangun sejenak. Segera gue buka menu handphone, teryata
seorang teman lama menghubungi untuk mengajak gue ke sebuah acara pernikahan
teman lama kami juga. Sejenak gue berpikir, malas benar badan ini untuk
menggerakan badan hanya untuk bangun dari tempat tidur saja. Tapi ada dorongan
entah darimana datangnya yang akhirnya membuat gue untuk mengiyakan ajakan
teman gue itu. Jam 3 sore kami sepakat untuk bertemu, saat itu gue menjemput
teman lama gue kerumah nya. Tanpa terlalu lama bertarung dengan panas nya
jalanan sore itu, sekitar pukul 3.30 kami sudah tiba di acara pesta pernikahan
teman lama kami. Sore itu, gue cenderung berpakaian ala kadarnya hanya
bermodalkan atasan batik dengan bawahan skinny jeans gue rasa cukup untuk datang
ke pesta pernikahan itu. Setelah memberikan ucapan selamat kepada dua pasangan yang duduk di pelaminan, gue
mengumpulkan angan-angan sejenak di tempat duduk yang disediakan di acara
tersebut. Memang bisa dibilang saat itu gue masih merasa ngantuk berat, dan gue
melihat disekeliling tampak riuh tamu yang datang memberikan ucapan selamat. Dan
disaat angan-angan gue belum cukup penuh untuk berdiri, tiba-tiba seseorang
menepuk bahu gue dan menjulurkan tangannya. Gue sontak terdiam, orang yang saat
ini menyapa gue ternyata adalah wanita yang dulu gue impikan. Yak, wanita yang
dulu pernah dan sangat ingin gue jadikan seorang kekasih. Flashback sedikit ke
masa lalu disaat gue dan dia ada dalam posisi yang dekat dalam artian proses
pendekatan, gue dan dia terpisah 2 kota yang bisa dibilang tidak terlalu jauh. Dia
juga merupakan adik kelas gue disaat gue SMA. Terpisah 2 tahun dan 2 kota dan
entah berapa lagi angka 2 kebetulan yang lainnya. saat itu sebenarnya gue
benar-benar sangat ingin jadiin dia sebagai orang yang spesial, tapi cerita
berkata lain. Pada prosesnya kami berdua semakin menjauh entah karena sesuatu
yang kami pun berdua tidak mengetahui nya. Kembali ke acara pernikahan, saat
itu dia menyapa gue dengan senyum manis yang khas dari wajahnya. Gue pun tanpa
pikir panjang langsung membalas sapaan dia, dan kami pun terlibat obrolan yang
cukup panjang setelah itu. Kami pun berdua seperti seorang 2 veteran perang
yang sangat menikmati nostalgia masa lalu kami berdua. Tanpa gue sadari, sudah
cukup lama kami berdua berbincang dan saat itu teman gue tadi mengajak untuk
pulang. Namun tanpa gue pikirkan
sebelumnya, setelah gue baru saja berpamitan kepada wanita anggun ini, dia
memegang lengan gue. Kejadian ini merupakan hal yang pertama buat gue, karena
memang sebelumnya meskipun kami berdua pernah jalan bareng atau bertemu dia
kagak pernah memegang gue.
Belum habis rasa shock gue, dia
langsung menanyakan apakah gue ada waktu luang esoknya. Dan gue entah kenapa
saat itu langsung mengiyakan permintaan dia untuk mengajak gue jalan. Gue mengiyakan
hal tersebut bukan karena pada saat itu gue masih menyimpan perasaan ke dia,
namun gue masih sangat heran dengan kelakukan dia saat itu dan karena gue juga
nggk terlalu pikir panjang maka dari itu gue meng iyakan saja apa
permintaannya. Setelah pertemuan kami berdua di acara pesta pernikahan
tersebut, gue masih terbawa rasa penasaran hingga ke rumah. Ada apa sebenarnya maksud
dia mengajak gue untuk jalan keesokan harinya. Namun karena memang dasarnya gue
pribadi yang cuek, i dont care about that. Malam hari nya dia mengirimkan pesan
untuk menanyakan tempat yang akan kami kunjungi esok hari nya. Tanpa terlibat
percakapan yang lama kami pun mengiyakan untuk bertemu di sebuah taman kota. Esok
harinya, seperti biasa dengan modal kaos oblong dan skinny jeans, gue berangkat
untuk bertemu dia. Saat itu dia terlihat sangat berbeda dari biasanya. Entah karena
memang sekarang dia sudah bertambah dewasa atau hal yang lain, namun saat itu,
baju warna merah dan skinny jeans nya benar benar membutakan mata seorang
laki-laki. Rambut panjang nya yang terurai dan senyum awal yang selalu menyapa
di setiap kesempatan seakan tidak pernah hilang dan sudah menjadi ciri khas
dari nya. Dia memulai percakapan diantara kami berdua, sebuah hal yang bisa
dikatakan jarang terjadi mengingat dia merupakan tipe seorang yang pemalu di
masa lampau. Namun memang teori bahwa karakter seseorang wanita lebih cenderung
berubah sangat cepat ketimbang pria tampaknya bukan isapan jempol belaka. Kami pun berdua memutuskan untuk jalan jalan
memutari taman pada sore hari itu. Di sela-sela menikmati taman tersebut dia
mengajak gue untuk duduk sejenak. Dia terlihat sedikit lelah saat itu. Dan saat
kami duduk bersama itulah terjadi sebuah kejadian yang mungkin akan sangat
terngiang buat gue sampai detik ini. Dia mengatakan bahwa dia rindu dengan gue,
dan memegang erat tangan kiri gue saat itu. Gue yang saat itu tidak terpikirkan
apapun benar-benar sangat shock dengan perkataan dia. Gue balas perkataan dia
dengan beberapa candaan dan nampak tidak terlihat kalau apa yang dia katakan
tadi adalah sebuah intermezzo. Setelahnya, kami kembali berbincang hingga akhirnya senja pun datang. Di
saat gue ingin berpamitan dengan dia, lagi-lagi ada sesuatu yang ganjil yang
keluar dari mulutnya. Dia ingin jalan-jalan keliling kota,namun dengan gue yang
ada didepan untuk membawa kendaraan. Gue terdiam sejenak, gue berpikir
sebenarnya apa yang ada dipikiran dia saat kami bertemu kembali pada acara
pernikahan kemarin. Namun melihat gerak-gerik nya memang seakan tidak bisa
menjawab itu semua. Pada akhirnya gue kembali mengiyakan apa yang dia inginkan
tadi. Dan kembali seperti malam sebelumnya, pada malamnya dia kembali
menanyakan jam dan dimana kami bertemu esoknya. Hari berikutnya gue menjemput
dia dirumah nya. Meskipun dulu nya kami memang dekat, namun pertama kalinya gue
menyambangi rumah dia. Pada saat itu lagi-lagi dia mencuri perhatian gue untuk
kedua kali nya. Dia menggunakan kaos warna merah muda dipadu dengan jaket
jeans. Namun kali ini dia benar-benar sangat elegan menurut pendapat gue. Well,
tanpa pikir panjang pun gue bersama dia berjalan keluar seperti yang dia
inginkan sebelumnya, yakni berjalan-jalan memutari kota. Sialnya saat ditengah
jalan, hujan pun turun dengan sangat deras dan kami berdua memutuskan mencari
tempat berteduh seadanya disekitar
jalan. Saat itu gue cenderung basah kuyup karena gue yang membawa sepeda
motor di depan. Dan dia terlihat memperhatikan gue sambil menanyakan apakah gue
baik baik saja. Setelah itu kami berbincang sembari menunggu hujan reda. Disaat
hujan reda gue pun memutuskan untuk memulangkan dia karena saat itu cahaya malam
mulai pekat mendatangi kami berdua. Dan disaat
gue akan menyalakan mesin motor gue, dia kembali mengatakan sesuatu yang
terdengar cukup aneh di telinga gue. Dia mengatakan bahwa sudah lama tidak
berjalan memutari kota dengan gue seperti tadi. Meskipun gue sempat sedikit
berpikir sejenak, gue putuskan untuk membalas perkataannya dengan candaan khas
gue, dan kamipun berpisah pada hari itu. Keesokan pagi nya disaat gue terbangun
, gue mendapatkan 1 pesan dari dia. Saat
itu dia mengatakan ingin bertemu gue malam hari di sebuah kedai kopi . untuk ke
3 kali nya dia mengajak gue keluar dalam
3 hari berturut-turut. Perasaan gue kali ini benar-benar campur aduk. Meskipun begitu,
rasa penasaran gue sepertinya sudah pada puncaknya saat ini, mungkin ini waktu
yang sangat pas untuk menanyakan kepada dia sebenarnya apa yang terjadi
diantara kita berdua beberapa tahun lalu yang menyebabkan kami menjauh. Dan niat
itu memang benar-benar semakin gue bulatkan saat itu. Rasa penasaran gue
terhadap apa yang sebenarnya terjadi beberapa tahun lalu lebih membutakan
pikiran gue daripada sikap dia 3 hari belakangan ini semenjak kami bertemu di
pesta pernikahan temen gue. Malam hari nya, kami memutuskan untuk bertemu pada
jama 7. Saat itu, seperti biasanya gue datang lebih lama dari jadwal yang sudah
di rencanakan. Dan benar saja dia sudah menunggu di kedai kopi tersebut dengan
senyuman terbaiknya. Malam itu jujur gue merasa sedikit canggung untuk bertemu
dengan dia. Mungkin karena gue membawa rasa penasaran gue saat itu yang
menyebabkan gue benar-benar tidak mampu memainkan candaan-candaan gue seperti
biasanya. Saat itu, dia agak kesal karena gue terlambat. Dan disaat gue mencoba
memainkan candaan gue, tiba-tiba dia memotong pembicaraan gue dan menanyakan
tentang bagaimana kehidupan asmara gue selama beberapa tahun ini setelah kita
ada dalam fase lost contact. Lagi-lagi wanita ini seakan-akan benar-benar mampu
memainkan adrenaline gue. Sebelum gue ingin melakukan key asking ke dia, dia
seakan mengetahui nya dan langsung menanyakan hal seperti itu. Gue pun menjawab
seperti apa yang dia tanyakan. Memang setelah kita menjauh beberapa tahun lalu,
gue sempat mencoba dekat dengan beberapa orang. Namun sepertinya nasib gue
kurang beruntung dan seperti biasanya, berakhir dengan sad ending. Perlu kalian
ketahui, wanita yang ada di depan gue saat itu, merupakan wanita yang bisa
dikatakan sangat introvert dan berprinsip ketika akan memulai sebuah hubungan. Bahkan
sepertinya sampai saat gue bertemu dengan dia pria yang bisa dikatakan sebagai
pacar dia hanya terhitung 1 orang. Maka dari itu beberapa tahun yang lalu
ketika gue dekat dengan dia, gue yakin bahwa dia wanita baik yang sangat harus
gue perjuangkan. Kembali ke malam itu, setelah dia mendengar perkataan gue, dia
tertawa sejenak dan berkata bahwa gue
ada pria yang baik. Kemudian dia menanyakan apakah sesuatu yang dia pernah
berikan ke gue apakah masih ada atau tidak, dan gue menjawab barang yang dia
tanyakan itu masih tersimpan rapi di kamar gue. Jujur malam itu keringat mengucur deras dari
dahi gue, tidak seperti biasanya gue sangat canggung menghadapi wanita seperti
ini. mungkin ini saat yang tepat ketika gue menanyakan hal yang sejak tadi pagi
sangat gue ingin tanyakan kepada dia. Setelah membulatkan tekat akhirnya gue
memberanikan diri untuk menanyakan sebenarnya apa yang membuat dia menjauh dari
gue beberapa tahun yang lalu. Tampak dia sangat tenang menanggapi pertanyaan
gue,berbeda dengan gue yang gue akuin sangat terlihat tegang pada saat itu. Dan
ketika dia mulai menjawab pertanyaan gue , suara nya semakin lama semakin lirih
dan hilang. Saat itu pula terdengar adzan maghrib tepat di telinga gue. Sontak gue
shock dan ternyata 3 hari itu hanyalah 3 jam alam bawah sadar gue. Gue bangun
dari tempat tidur dengan perasaan campur aduk dan sembari memikirkan hal yang
sangat aneh yang baru saja gue alami dalam mimpi gue tadi. Sejenak gue mengecek
kontak dan sosial media dia apakah ada sesuatu yang terjadi , namun tampak
sepertinya semua seakan baik baik saja. Gue bersyukur saat itu, mimpi gue
hanyalah mimpi siang bolong. Namun disisi lain, mimpi gue tadi, seakan semakin
membuat penasaran sebenarnya apa yang bisa membuat gue memimpikan hal yang
menurut gue merupakan hal yang langka ketika gue memimpikan seseorang yang
memiliki skenario cukup panjang dan seakan hal tersebut merupakan memori masa
lalu yang menyebabkan gue tau sangat detail skenario pada mimpi gue. Setelah gue
bangun dan membuka handphone gue, seperti petir yang tiba-tiba menyambar, gue
sadar ternyata skenario mimpi-mimpi gue tadi merupakan hal-hal yang berhubungan
dengan kejadian yang pernah gue alami bersama dia. Pada saat awal kita pertama
kali bertemu kembali pada suatu pesta pernikahan temen gue, gue teringat pernah
berkata kepada dia bahwa suatu hari gue berharap dia ada disamping gue ketika
gue merayakan hari besar dalam hidup gue. Saat skenario mimpi gue jalan bersama
dia di taman , gue juga teringat bahwa terakhir kali kita bertemu entah kapan
itu, gue memang sempat berpikir untuk memegang lengan dia dan berkata gue rindu
bertemu dengan nya. Kemudian di saat dia mengajak gue untuk berjalan memutari
kota, gue teringat bahwa terakhir kali gue jalan bareng dia yang bisa dikatakan
membutuhkan durasi yang lama adalah ketika gue dan dia berjalan-jalan memutari
kota saat kala itu dia liburan di tempat gue kuliah. Bisa dikatakan saat
memutari kota itu adalah saat terlama gue jalan dengan dia. Dan terakhir saat kita bertemu di sebuah kedai
kopi sebelum gue terbangun, gue juga tersadar bahwa terakhir kali gue bertemu
dengan dia adalah saat dia dan gue berpapasan di sebuah kedai kopi di tempat
yang sama. Kebetulan? Entahlah. Yang jelas
apa yang gue semua mimpikan hari itu biarlah menjadi memori dalam alam bawah
sadar gue dan rasa penasaran gue akan dia masih tetap tersimpan rapi seperti
bingkisan yang pernah dia berikan saat gue ulang tahun yang tergeletak di dalam
kamar tidur gue.
Well,
itu tadi cerita kagak penting gue pada kesempatan kali ini, jangan terlalu serius menanggapi
apa yang sudah gue tulis, karena gue ngk pernah serius dengan apa yang gue
tulis. Happy weekend guys, cheers !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar